Khutbah Idhul Adha 1446 H

 

 

              Judul: Keteladanan Keluarga Ibrohim dan Hikmahnya 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلا لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا أَيَّامَ الْعَشْرِ وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ وَشَرَعَ لَنَا فِيهَا التَّقَرُّبَ إِلَيْهِ بِالْقُرْبَان

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

: فَقَالَ الله تَعَالىٰ

 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

 اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

 Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

            Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SwT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, di pagi yang indah ini bisa berkumpul bersama menikmati hangatnya sinar mentari, dan segarnya udara di pagi sambil mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai ekspresi mengagungkan Ilahi Rabbi, dan melaksanakan shalat sunah dua raka’at Idul Adha sebagai upaya pendekatan  diri kepada Allah Yang Maha Kuasa. Kita bertakbir tanda bersyukur kepada Allah SwT karena telah dipanjangkan usia di anugerahi hidup sehat, sehingga di pertemukan kembali Idul Adha tahun ini. Tidak terasa lama waktu berlalu, masa berjalan, satu tahun serasa sebulan, sebulan serasa seminggu dan seminggu serasa sehari. Begitu singkat waktu kita rasakan, pertanda betapa perjalanan hidup kita demikian cepat, umur kita semakin pendek, memangkas kesempatan berlama tinggal di dunia dan kuburan yang kita benci kian hari semakin mendekat, Allahu Akbar

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah salat idul Adha yang berbahagia

Kehidupan taubahnya seperti Ketika kita menelusuri jalan setapak yang becek di tepian sungai yang jernih, terkadang orang tak sadar kalau lumpur yang melekat di kaki, di tangan, dan mungkin skujur badan, bisa dibersihkan dengan air sungai tersebut atau boleh jadi kesadaran itu sengaja ditunda untuk tujuan perjalanan, artinya apa… tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa karena ia bukan malaikat yang bersih dari dosa ataupun nabi yang Maksum yang terpelihara dari perbuatan-perbuatan buruk, oleh karenanya selalu saja ada debu-debu lalai yang melekat pada kita, sedemikian lembutnya debu kerap yang berlarut-larut, tanpa terasa di luar dugaan debu sudah berubah menjadi kotoran pekat yang menutup hampir seluruh hati, kita menyadari bahwa siapapun yang bernama manusia punya kelemahan dan kekhilafan. Maka sudah saatnya kita merenung untuk senantiasa meminta ampun bertaubat kepada Allah yang maha kuasa. Di hari yang mulia ini Jum’at yang penuh berkah bertepatan dengan 10 Dzulhijjah yang selalu kita nanti-nantikan sebab di hari ini 2 peristiwa yang menjadi sejarah yang tak terlepas dari kehidupan kita, diantaranya menunaikan haji dan pengorbanan kurban dua peristiwa ini adalah salah satu ungkapan seorang hamba yang yang tidak lupa kepada nikmat Allah dengan wujud syukur. Kalau kita ingat kembali dalam kacamata sejarah di tanggal 10 Dzulhijjah ini tidaklah terlepas dari sosok seorang nabi yang telah diabadikan kisahnya dalam Alquran, Nabi Ibrahim dan putranya Ismail as kedua nabi mulia ini telah menjadi simbol atau ikon keteladanan dalam bentuk ketaatan, setiap idul adha kita di ingtkan kisahnya nabi ibrohim as & putranya Ismail as keduanya sebagai hamba pilihan Alloh krna ketulusanya. Dihari ini tidak terlepas dari kisah perjalanan nabi ibrohim sebagai pemimpin umat dan menjadi tonggak sejarah tersebrnya syari'at Allah di muka bumi ini, tentunya berbagai pelajaran keteladanan yg dapat kita teladani. terpilihnya nabi ibrohim sebagai pemimpin umat, hingga mendapat gelar kholilulloh (kekasih-nyaAllah) berkat kemampuan nya melaksanakan syari'at agama, termasuk di dalam-nya berupa ujian hidup yg di jalaninya dg hati yg ikhlas, menerima apa yg telah di tentukan Allah tanpa adanya perasaan kecewa, mengeluh, mapun berpaling dri-nya. Alquran telah banyak menceritakan tentang perjalanan hidup beliau penuh dg cobaan & ujian, bagaimana dikala nabi Ibrahim di usia mudanya menghadapi kebengisan raja  namrud laknatullah. Nabi Ibrahim menentang dan menghilangkan segala bentuk kemusyrikan di kala itu, berhala sesembaha mereka dihancurkan karena yang berhak disembah hanyalah Allah. keteguhan beliau dalam mempertahankan akidah dan menegakkan agama Allah sangatlah luar biasa, seluruh jiwa raganya dipertaruhkan hingga pernah mendapatkan hukuman dibakar hidup-hidup oleh orang-orang kafir yang menentangnya,namun berkat pertolongan Allah beliau selamat dari kobaran api yang menyala.

             قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim

Begitulah kuasanya Allah diperlihatkan di hadapan raja namrud, namun dirinya tidak juga bertaubat kepada Allah menganggap hal itu hanya biasa saja, namun pak… di zaman sekarang mungkin tidak berhala yang kita hadapi, tetapi bentuk kemusyrikan telah merajalela manusia telah menjadi budak harta dan kekuasaan, ketika menghadapi persaingan hidup yang semakin tajam mereka nekat menempuh jalan yang dilarang oleh agama, maka sebagai orang beriman kita patut mengingat wasiatnya Ibrahim:

 وَوَصّٰى بِهَآ اِبۡرٰهٖمُ بَنِيۡهِ وَ يَعۡقُوۡبُؕ يٰبَنِىَّ اِنَّ اللّٰهَ اصۡطَفٰى لَـكُمُ الدِّيۡنَ فَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَؕ

Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."

Untuk menghadapi dunia yang penuh dengan tipu daya yang bisa mengelincirkan keyakinan, tidak ada cara lain kecuali kita tetap mempertahankan aqidah Islam dalam kondisi apapun, keimanan yang teguh jangan sampai mudah tergoyahkan oleh harta dan kekuasaan, karena keduanya adalah perangk syaiton, begitu banyak kita lihat di luar sana yang terseret arus kemudian tenggelam dalam  lautan  duniawi    mereka tidak lagi menyembah Allah  meskipun  mengaku muslim, tetapi sudah menjadi hamba setan menyembah harta dan kekuasaan. ketaatannya kepada atasan mengalahkan ketaatannya kepada Allah, inilah yang harus kita singkirkan dari kehidupan, kita harus mampu mempertahankan agama para nabi dan rasul kekasih Allah, sebagai agama yang diridhoi allah.

pengorbanan yang dikuatkan oleh kesabaran bagaimana ketaatan Ibrahim as terhadap panggilan Allah dan perintahnya untuk mengorbankan anaknya sendiri, walaupun pada akhirnya diganti oleh Allah dengan seekor kibas, tidak mungkin terjadi pak… kecuali muncul dari keimanan dan kecintaannya yang amat dalam kepada Allah melebihi segala-galanya.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah salat idul Adha yang berbahagia

karna itulah kita perlu tahu bagaimana cara meningkatkan keimanan itu pak...?   

Yang paling utama ada Tiga hal:

1. Kategori pertama banyak² mengingat Allah berzikir Siang Malam

2. Kategori kedua bertafakur melihat ciptaan Allah yang sungguh tiada tandingannya ghoib       dn yang nyata.

3. Kategori ketiga jangan lupa berdo'a, ya tentu dengan memohon segala harapan yang terbaik. Karena iman itu buk..¿ Jujur saja itu termasuk bahagian dari pada hidayah Allah Ndak bisa iman itu pelajari, apalagi di belik Ndak akan tertebus, di wariskan juga tidak bisa, pun walau dapat di wariskan ke imanan itu pasti lah pak. Nabi Nuh as mewariskan iman itu pada putranya Kan'an atau kalau iman itu dapat di belik seorang Qorun pasti lah buk… ia mampu membeli iman sebanyak mungkin, tapi hadirin... memanglah iman itu hidayah lngsung dari Allah SWT. Kategori hidayah ini pun harus ada usaha, ibarat ingin masuk rumah kita akan membuka pintu terkunci, tanpa kita buka Ndak akan bisa masuk kedalam rumah seperti itulah hidayah dengan berusaha mendekatkan diri pada Allah SWT. Berbeda dengan ilmu, kalau ilmu masih bisa kita pelajari bahkan semakin giat kita menuntut makin banyak pengetahuan kita, tapi anehnya jangan heran hadirin terkadang orang berilmu belum tentu beriman. Keimanan itu kuat dan mampu mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi rintangan. Contoh hari ini begitu besar perjalanan hidup nabi Ibrahim ketika diperintahkan hijrah ke Mekah, sebuah tempat gersang tandus tak berpenghuni nabi Ibrahim dan keluarganya bermukim di suatu daerah hanya bekal iman dan keteguhan hati bahwa ini adalah perintah Allah yang harus dijalani, semua peristiwa yang dialami Ibrahim dan keluarganya ketika berada di Mekah telah menjadi amalan ibadah haji yang memberikan simbol persamaan derajat manusia mereka berkumpul di tempat yang sama memakai pakaian ihram yang sama dan tiada lagi pangkat jabatan yang bisa dibanggakan semuanya sama di hadapan Allah,  di samping itu Allah juga memerintahkan pada Ibrahim lewat mimpinya untuk menyembelih putranya seorang anak yang telah lama diidamkan hal ini bentuk pengorbanan yang sangat dalam dengan pengorbanan keduanya hingga dijadikan sebagai satu rangkaian ibadah qurban, nabi Ibrahim berkata kepada putranya

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

 102. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Keduanya sadar bahwa semua itu adalah perintah Allah yang harus dikorbankan walaupun nyawa taruhannya berkat ketabahan dan kepasrahan dalam menghadapi cobaan itu akhirnya putranya Ismail diganti oleh Allah dengan seekor kibas dari surga hari ini kita diperintahkan bagi yang mampu untuk menyembelih hewan kurban suatu isyarat jika kita ingin menjadi hamba Allah yang dicintai maka kita harus rela mengorbankan apa saja yang kita miliki untuk diinfakkan di jalannya, oleh karena itu ibadah qurban mempunyai keutamaan yang luar biasa sampai seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ya Rasulullah apakah itu kurban nabi menjawab kurban itu adalah sunnah bapakku Ibrahim kalau kami sudah berkurban ya rasul apakah yang kami dapatkan nabi menjawab dari setiap helai rambut bulu yang terdapat pada hewan kurban itu akan menjadi nilai kebaikan buat kalian maka sangat merugilah bahwa keteladanan nabi Ibrahim dan putranya Ismail alaihissalam yang melegenda itu mudah kita abaikan yang begitu banyak saat ini menganggap remeh perintah Allah.

Jamaah salat idul Adha yang berbahagia

Manakala apa yang telah dilakukan oleh nabi Ibrahim dan keluarganya sangat memberikan pelajaran dan pengajaran bahwa keimanan seseorang tidaklah cukup hanya dengan pengakuan ucapan semata akan tetapi keimanan itu membutuhkan sebuah pembuktian yakni dengan contoh pengorbanan dari seorang hamba, oleh karena itu salah satu nilai yang dapat kita ambil dari peringatan idul Adha 1446 H ini adalah bentuk kerelaan kita untuk berkorban berbagi kepada sesama dalam ayat ini, Allah menyandingkan perintah salat dengan pelaksanaan qurban.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Jamaah salat idul Adha yang berbahagia

Surah al-kautsar ayat 2

  فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ۝

Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!

Ibnu Taimiyyah ketika menafsirkan ayat ini menguraikan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih kurban. Hal ini menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah SWT, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah SWT, janji, perintah, serta keutamaan-Nya. Oleh sebab itulah, dalam surat lain Allah SWT menggandengkan keduanya dalam firman-Nya: Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْ

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,” (QS. Al-An’am: 162)

Walhasil, shalat dan menyembelih kurban adalah ibadah paling utama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih kurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat.” Wahai orang-orang beriman yakinlah ibadah kurban yang kita kerjakan ini, tidak akan membuat kita rugi. Karena Allah pasti memberikan balasan, kebaikan, serta keselamatan dan keberkahan bagi kita yang selalu menjalankan segala yang diperintahkannya. itu artinya agama kita sangat memperhatikan kehidupan sosial pantaslah apabila siapa saja yang mampu untuk melaksanakan qurban tetapi ia enggan maka Rasulullah SAW melarangnya mendekati tempat salat beliau, ketika seseorang melaksanakan pemotongan kurban maka pada saat itu juga ia harus sadar untuk memotong darinya baik segala sifat bahimah hilangnya sifat takabur, Tama, rakus, dan egoisme bukankah Allah telah menegaskan dalam surah Ali Imran ayat 92


لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ۝

Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.

Hadirin ...

Di akhir khutbah ini, khatib ingin mengajak kita semua memanfaatkan kesempatan yang ada untuk selalu berbuat baik. Mumpung masih diberi kesempatan hidup oleh Allah yang entah sampai kapan sisa umur ini masih ada. Sungguh alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini kita gunakan untuk hal hal yang bermanfaat sehingga menjadi umur yang dipenuhi kasih sayang Allah, umur yang dipenuhi barakah Allah. Harta yang kita punya, mari kita gunakan untuk kepentingan kebaikan, kita gunakan untuk meraih kesenangan di akhirat yang abadi. Jangan sampai kita menyesal berkepanjangan ketika kita berada di alam keabadian. 

فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

 يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

 . اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمـُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمـُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ.

 اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ.

 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

 اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسلِمِين وَاجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ.

 اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ

 اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَاوَتُبْ عَلَينَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

 رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Penulis : ذوالعلم حسيبوان 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Menjaga Ukhuwah ”

“Birrul Walidain / Berbakti Pada Kedua Orang Tua ”